Selasa, 23 November 2010
waktu, alangkah berharganya dirimu...
WAKTU, ALANGKAH BERHARGA DIRIMU!
Berjam-jam membaca al-Qur’an sesuatu yang amat jarang kita lakukan. Berjam-jam mengikuti kajian kitab pun jarang kita lakukan. Berjam-jam membolak-balik kitab para ulama pun sulit untuk kita saksikan pada kebanyakan sosok pemuda muslim di jaman ini. Namun, berjam-jam di depan internet tanpa ada aktifitas yang jelas dan bermutu adalah sesuatu yang lumrah. Terlebih lagi dengan adanya facebook yang kini marak di dunia maya. Sungguh benar Allah ta’ala yang berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya semua orang benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. al-’Ashr : 1-3).
Perkembangan teknologi bukanlah sesuatu yang bisa disalahkan. Hanya saja, kebanyakan orang tidak bisa menggunakan produk kecanggihan teknologi itu dengan sebagaimana seharusnya. Cobalah kita ingat beberapa belas tahun yang silam, ketika televisi masih menjadi barang langka, ketika internet dan hape belum meluas sebagaimana sekarang. Niscaya akan kita dapati banyak kemungkaran yang dahulu jarang kita temukan terjadi secara terang-terangan ternyata pada jaman sekarang ini sudah menjadi barang yang biasa dan lumrah menghiasi PC, laptop, dan perangkat komunikasi para generasi muda. Allahul musta’an! Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah bak potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seorang masih beriman namun di sore harinya dia telah menjadi kafir.” Atau “Pada sore hari masih beriman namun di pagi harinya dia menjadi kafir.” “Dia rela menjual agamanya demi mendapatkan sekeping kesenangan dunia.” (HR. Muslim).
Saudaraku -semoga Allah menjaga diriku dan dirimu- waktu yang Allah berikan kepada kita merupakan nikmat yang sangat agung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah nikmat yang kebanyakan manusia terpedaya karena tidak bisa menggunakan keduanya dengan baik, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Hai anak Adam, sesungguhnya kamu adalah kumpulan perjalanan hari. Setiap kali hari berlalu maka lenyaplah sebagian dari dirimu.” Ada orang yang mengatakan, “Waktu bagaikan pedang, kalau kamu tidak menebasnya -dengan kebaikan- maka dia akan menebasmu -dengan keburukan-.”
Hidup di dunia adalah sementara ya akhi…, untuk apa kita buang waktu kita dalam perkara-perkara yang sia-sia? Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah kalian mengira, bahwa Kami menciptakan kalian sia-sia belaka, dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?”. (QS. al-Mukminun : 115). Allah juga berfirman (yang artinya), “Kemudian sesudah itu kalian juga akan mati, lantas kalian kelak akan dibangkitkan pada hari kiamat.” (QS. al-Mukminun : 15-16).
cara islami berkepribadian menyenangkan
CARA ISLAMI BERKEBRIBADIAN MENYENANGKAN
Untuk memiliki kepribadian yang menyenangkan bukanlah sesuatu yang sulit, yang pasti ada banyak cara untuk memperolehnya. Namun yang terpenting adalah adanya kemauan dalam diri kita untuk memiliki kepribadian yang menyenangkan. Sebab dengan memiliki kepribadian ini bukan hanya dapat mempengaruhi kesehatan jasmani dan ruhani orang yang memilikinya, akan tetapi ia juga akan mendapatkan orang lain merasa nyaman berada di sisinya. Maka dari itu, memiliki kepribadian yang menyenangkan bukan saja harus dimiliki oleh seorang dai yang setiap hari tugasnya adalah menyampaikan risalah dakwah kepada masyarakat, namun juga oleh siapapun, dan pada profesi apapun. Sebab hakekatnya manusia di manapun sama, ia akan tertarik kepada sesuatu yang ia lihat menyenangkan, dan akan lari dari sesuatu yang terlihat menjengkelkan.
Betapa senangnya hati kita, ketika kita mendapatkan banyak orang yang menghargai kita, menghormati kita, memperdulikan kita, namun bukan karena ada apa-apanya, tetapi semata-mata karena memang kita memiliki kepribadian yang menyenangkan. Sungguh sangat sengsara seseorang yang selalu mendapatkan pujian orang banyak, sanjungan, perhatian, penghargaan, dan lain-lain, hanya karena orang-orang tersebut takut akan ketidakstabilan emosinya yang kemungkinan bakal mengancam masa depan hidupnya. Percayalah bahwa semua hal yang ia dapatkan berupa sanjungan itu hanyalah semu belaka dan tidak akan bertahan lama. Hal ini karena pujian itu tidak keluar dari dalam hati yang paling dalam, karena ia muncul bersamaan dengan adanya kepribadian yang tidak menyenangkan.
Rabu, 04 Agustus 2010
Minggu, 23 Mei 2010
burung-burung manyar
Burung-burung Manyar (Djambatan, 1981).
Saya membaca novel karya Yusuf Biliarta Mangunwijaya ini tahun 1994, ketika kelas 2 SMP lewat perpustakaan kecil di belakang gereja. Sejak itu, selain serial Senopati Pamungkas (Arswendo Atmowiloto, GPU, 1879), novel inilah yang terpatri di memori saya, tidak peduli berapa banyak novel lain yang dibaca bertahun-tahun sesudah itu.
Kemudian, perjumpaan saya dengan Burung-burung Manyar terjadi lagi di Yogyakarta, sekitar tahun 2001. Saya membeli novelnya hasil dari resensi buku yang dimuat di Kompas. Novel ini ternyata masih membius. Dan saya mulai mendalami psikologis dan karakterisasi tokoh-tokohnya, bukan hanya kisah cinta segitiga antara Teto, Atik dan Jana.
Rupanya, akhir tahun 2007 ini, saya bertemu lagi dengan mereka. Dalam bentuknya yang lain, yang hidup. Dunia ini memang kecil, rupanya. Saya mengenal mereka dengan cara yang tidak sama seperti mereka mengenal saya.
———-
Mari kita lihat. Ini sinopsisnya, yang saya ambil dari sebuah artikel.
Setadewa (Teto): Anak Kolong, sangat membenci Jepang karena seorang serdadu Jepang telah menjadikan maminya sebagai gundik. Sangat mencintai Atik dan keras hati. Ia berpikir semua yang menentang Belanda adalah pengkhianat.
Senin, 12 April 2010
Campur Kode
Campur Kode
Campur kode atau code-mixing terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan (linguistic convergence).
Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Campur kode ke dalam (innercode-mixing)
Campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya
2. Campur kode ke luar (outer code-mixing)
campur kode yang berasal dari bahasa asing
Latar belakang terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. sikap (attitudinal type) : latar belakang sikap penutur
2. Kebahasaan (linguistik type)
Dengan demikian campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa.
Beberapa wujud campur kode:
1. penyisipan kata,
2. menyisipan frasa,
3. penyisipan klausa,
4. penyisipan ungkapan atau idiom, dan
5. penyisipan bentuk baster (gabungan pembentukan asli dan asing).
Berikut ini adalah beberapa contoh campu kode dalam beberapa bahasa :
1. Campur Kode Bahasa Inggris ke bahasa Indonesia
• Setelah mengisi angket di atas jangan lupa tekan enter ya... ( enter disini dimaksudkan masuk dari kata entry )
• Mohon setelah selesai memakai diclose semua. ( close merupakan dari kata keluar )
• Sebelum keluar dari menu tolong disave terlebih dahulu. ( save yang dimaksud disimpan )
• Saya lunch dulu ya.... ( yang dimaksud adalah makan siang )
• Like son
Campur kode atau code-mixing terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan (linguistic convergence).
Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Campur kode ke dalam (innercode-mixing)
Campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya
2. Campur kode ke luar (outer code-mixing)
campur kode yang berasal dari bahasa asing
Latar belakang terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. sikap (attitudinal type) : latar belakang sikap penutur
2. Kebahasaan (linguistik type)
Dengan demikian campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa.
Beberapa wujud campur kode:
1. penyisipan kata,
2. menyisipan frasa,
3. penyisipan klausa,
4. penyisipan ungkapan atau idiom, dan
5. penyisipan bentuk baster (gabungan pembentukan asli dan asing).
Berikut ini adalah beberapa contoh campu kode dalam beberapa bahasa :
1. Campur Kode Bahasa Inggris ke bahasa Indonesia
• Setelah mengisi angket di atas jangan lupa tekan enter ya... ( enter disini dimaksudkan masuk dari kata entry )
• Mohon setelah selesai memakai diclose semua. ( close merupakan dari kata keluar )
• Sebelum keluar dari menu tolong disave terlebih dahulu. ( save yang dimaksud disimpan )
• Saya lunch dulu ya.... ( yang dimaksud adalah makan siang )
• Like son
Selasa, 23 Maret 2010
Muktamar Muhammadiyah 46
Pada tahun ini Yogyakarta mendapat kesempatan menjadi tuan rumah acara Muktamar Muhammadiyah ke 46 yang akan dilaksanakan pada tanggal 3-5 Juli 2010. Muktamar kali ini adalah Muktamar yang dinanti-nanti oleh masyarakat Muhammadiyah karena pada tahun ini Muhammadiyah telah berusia 100 tahun atau 1 Abad.
Menurut putusan pimpinan pusat Muhammadiyah melalui Surat Keputusan Nomor : 107/KEP/I.0/B/2008 tertanggal 16 Juli 2008 menetapkan tema Muktamar tahun 2010 yaitu : “ Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, Gerak Melintas Zaman Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama”.
Gerak Melintas Zaman mengandung dua makna, pertama melewati masa sejak kelahirannya hingga usia ke-100, kedua menyeberangi yakni memasuki fase baru setelah usianya satu abad ke peralihan abad selanjutnya. Dalam melintasi zaman tersebut Muhammadiyah hadir sebagai gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid sebagaimana spirit awal kelahirannya yang tercantum dalam Statuten Muhammadiyah 1912: menyebarluaskan dakwah dan memajukan tajdid hal ihwal ajaran Islam di seluruh tanah air -- mula-mula di karesidensi Yogyakarta kemudian di seluruh Hindia Belanda -- saat itu).
Selasa, 09 Maret 2010
kedwibahasaan
Kedwibahasaan dan Diglosia
Kajiaan Teoretis
Istilah bilingualisme dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan (Chaer, 2004:84). Dari istilah yang dikemukakan oleh Chaer di atas, dapat dipahami bahwa bilingualisme atau kedwibahasaan berkenaan dengan pemakaian dua bahasa oleh seorang penutur dalam aktivitasnya sehari-hari.
Ada beberapa ahli yang menerangkan tentang pengertian kedwibahasaan atau bilingualisme. Salah satunya adalah Weinrich (Aslinda dkk., 2007:23), ia menyebutkan kedwibahasaan sebagai ‘The practice of alternately using two language’, yaitu kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian. Dalam penggunaan dua bahasa atau lebih, jika melihat pengertian menurut Weinrich, penutur tidak diharuskan menguasai kedua bahasa tersebut dengan kelancaran yang sama. Artinya bahasa kedua tidak dikuasai dengan lancar seperti halnya penguasaan terhadap bahasa pertama. Namun, penggunaan bahasa kedua tersebut kiranya hanya sebatas penggunaan sebagai akibat individu mengenal bahasa tersebut.
Kajiaan Teoretis
Istilah bilingualisme dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan (Chaer, 2004:84). Dari istilah yang dikemukakan oleh Chaer di atas, dapat dipahami bahwa bilingualisme atau kedwibahasaan berkenaan dengan pemakaian dua bahasa oleh seorang penutur dalam aktivitasnya sehari-hari.
Ada beberapa ahli yang menerangkan tentang pengertian kedwibahasaan atau bilingualisme. Salah satunya adalah Weinrich (Aslinda dkk., 2007:23), ia menyebutkan kedwibahasaan sebagai ‘The practice of alternately using two language’, yaitu kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian. Dalam penggunaan dua bahasa atau lebih, jika melihat pengertian menurut Weinrich, penutur tidak diharuskan menguasai kedua bahasa tersebut dengan kelancaran yang sama. Artinya bahasa kedua tidak dikuasai dengan lancar seperti halnya penguasaan terhadap bahasa pertama. Namun, penggunaan bahasa kedua tersebut kiranya hanya sebatas penggunaan sebagai akibat individu mengenal bahasa tersebut.
Jumat, 05 Maret 2010
perihal sutardji
Puisi dan Dekonstruksi:
Perihal Sutardji Calzoum Bachri
(Ignas Kleden*: Kompas, 04/08/2007)
Upaya dan perjuangan Sutardji Calzoum Bachri menerobos makna kata, menerobos jenis kata, menerobos bentuk kata, dan menerobos tata bahasa dapat dipandang sebagai percobaan melakukan dekonstruksi bahasa Indonesia secara besar-besaran dan memberi kemungkinan bagi konstruksi-konstruksi baru yang lebih otentik melalui puisi.
Dalam sebuah esainya Sutardji menulis “puisi adalah alibi kata-kata”. Dengan ungkapan itu dimaksudkan bahwa kata-kata dalam puisi diberi kesempatan menghindar dari tanggung jawab terhadap makna, yang dalam pemakaian bahasa sehari-hari dilekatkan pada sebuah kata sebagai tanggungan kata tersebut.
Sebuah kata, dalam pemikiran Sutardji, diberi beban makna oleh berbagai kekuatan, yang dalam proses selanjutnya tidak mau bertanggung jawab lagi tentang makna yang mereka berikan dan memindahkan tanggung jawab tersebut pada kata yang telah diasosiasikan dengan makna tertentu.
Adapun kekuatan-kekuatan yang dianggap menindas kebebasan kata-kata dengan memberinya beban makna bisa berasal dari dalam bahasa, seperti semantik atau sintaksis, tetapi dapat pula berasal dari lingkungan luar bahasa, seperti konvensi sosial, kekuasaan politik, atau norma-norma moral.
Mengikuti Sutardji, pemaknaan kata-kata adalah sebuah bentuk penindasan dan kolonisasi, dan dalam hubungan itu puisi dapat berperan sebagai kekuatan pembebas, yang membuat kata-kata kembali merdeka dari penjajahan makna. Proposisi-proposisi tentang pemikirannya ini kemudian dirumuskannya dalam sebuah manifesto yang dikenal sebagai Kredo Puisi.
Menilik isinya, kredo Sutardji yang terkenal itu (dalam O Amuk Kapak: Tiga Kumpulan Puisi, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1981) pada dasarnya lebih berisikan kredo penyair karena di sana ditegaskan peran penyair dalam pembebasan kata-kata dari penjajahan makna: Dalam puisi saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus dan penjajahan lain seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentu dengan dianggap kotor (obscene) serta penjajahan gramatika.
Bagi saya, pemikiran-pemikiran dalam Kredo Puisi menjadi menarik bukan dalam kedudukannya sebagai suatu teori tentang puisi, tetapi terutama sebagai rencana kerja seorang penyair. Kredo itu membuat kita terkesan dan mungkin terkejut, bukan karena argumen-argumen yang diajukannya mengenai sense dan nonsense, tetapi dia menjadi menarik sebagai suatu program, suatu desain, dan bahkan suatu tekad.
Harga dan nilai kredo tersebut tidak selayaknya diukur berdasarkan konsistensi dalil-dalilnya, terutama berdasarkan pertanyaan: apakah penyair sanggup mewujudkan apa yang telah dia deklarasikan.
Perihal Sutardji Calzoum Bachri
(Ignas Kleden*: Kompas, 04/08/2007)
Upaya dan perjuangan Sutardji Calzoum Bachri menerobos makna kata, menerobos jenis kata, menerobos bentuk kata, dan menerobos tata bahasa dapat dipandang sebagai percobaan melakukan dekonstruksi bahasa Indonesia secara besar-besaran dan memberi kemungkinan bagi konstruksi-konstruksi baru yang lebih otentik melalui puisi.
Dalam sebuah esainya Sutardji menulis “puisi adalah alibi kata-kata”. Dengan ungkapan itu dimaksudkan bahwa kata-kata dalam puisi diberi kesempatan menghindar dari tanggung jawab terhadap makna, yang dalam pemakaian bahasa sehari-hari dilekatkan pada sebuah kata sebagai tanggungan kata tersebut.
Sebuah kata, dalam pemikiran Sutardji, diberi beban makna oleh berbagai kekuatan, yang dalam proses selanjutnya tidak mau bertanggung jawab lagi tentang makna yang mereka berikan dan memindahkan tanggung jawab tersebut pada kata yang telah diasosiasikan dengan makna tertentu.
Adapun kekuatan-kekuatan yang dianggap menindas kebebasan kata-kata dengan memberinya beban makna bisa berasal dari dalam bahasa, seperti semantik atau sintaksis, tetapi dapat pula berasal dari lingkungan luar bahasa, seperti konvensi sosial, kekuasaan politik, atau norma-norma moral.
Mengikuti Sutardji, pemaknaan kata-kata adalah sebuah bentuk penindasan dan kolonisasi, dan dalam hubungan itu puisi dapat berperan sebagai kekuatan pembebas, yang membuat kata-kata kembali merdeka dari penjajahan makna. Proposisi-proposisi tentang pemikirannya ini kemudian dirumuskannya dalam sebuah manifesto yang dikenal sebagai Kredo Puisi.
Menilik isinya, kredo Sutardji yang terkenal itu (dalam O Amuk Kapak: Tiga Kumpulan Puisi, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1981) pada dasarnya lebih berisikan kredo penyair karena di sana ditegaskan peran penyair dalam pembebasan kata-kata dari penjajahan makna: Dalam puisi saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus dan penjajahan lain seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentu dengan dianggap kotor (obscene) serta penjajahan gramatika.
Bagi saya, pemikiran-pemikiran dalam Kredo Puisi menjadi menarik bukan dalam kedudukannya sebagai suatu teori tentang puisi, tetapi terutama sebagai rencana kerja seorang penyair. Kredo itu membuat kita terkesan dan mungkin terkejut, bukan karena argumen-argumen yang diajukannya mengenai sense dan nonsense, tetapi dia menjadi menarik sebagai suatu program, suatu desain, dan bahkan suatu tekad.
Harga dan nilai kredo tersebut tidak selayaknya diukur berdasarkan konsistensi dalil-dalilnya, terutama berdasarkan pertanyaan: apakah penyair sanggup mewujudkan apa yang telah dia deklarasikan.
Kamis, 04 Maret 2010
biografi Sutardji Calzoum Bachri
Pria kelahiran 24 Juni 1941 ini digelari 'presiden penyair Indonesia'. Menurut para seniman, kemampuan Soetardji laksana rajawali di langit, paus di laut yang bergelombang, kucing yang mencabik-cabik dalam dunia sastra Indonesia yang sempat membeku dan membisu setelah Chairil Anwar pergi.
Capaian kreatif Sutardji Calzoum Bachri memang tak diragukan lagi. Penyair Indonesia mutakhir ini dikenal berkat gebrakan kredo puisi dan sajak-sajaknya juga aksi panggungnya yang khas dan memukau. ...
Ia adalah satu-satunya orang pasca Chairil Anwar, yang berhasil menyentak kebekuan sastra Indonesia.
Berbicara soal gaya dan pembawaan bersajak, Sutardji tetaplah Sutardji. Edan, namun bermakna dalam. ''Setiap orang harus membikin sidik jarinya sendiri, karakternya sendiri. Biar tak tenggelam dan bisa memberi warna,'' kata pengklaim diri Presiden Penyair Indonesia ini.
Gayanya yang jumpalitan di atas panggung, bahkan berpuisi sambil tiduran dan tengkurap, seperti telah menempel menjadi trade mark Sutardji. ''Aku tak pernah main-main sewaktu membikin sajak, aku serius. Tapi, ketika tampil aku berusaha apa adanya, santai namun memiliki arti,'' katanya.
Apakah puisinya itu baik atau buruk, bagi Sutardji, ia berupaya dalam penyajiannya tak berjarak dengan penonton. ''Kehadiran sajak itu harus akrab dengan penonton, tak berjarak dengan kehidupan,'' tambahnya.
kumpulan puisi Sutardji Calzoum Bachri
ANA BUNGA
Terjemahan bebas (Adaptasi) dari puisi Kurt Schwittters, Anne Blumme
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
Oh kau Sayangku duapuluh tujuh indera
Kucinta kau
Aku ke kau ke kau aku
Akulah kauku kaulah ku ke kau
Kita ?
Biarlah antara kita saja
Siapa kau, perempuan tak terbilang
Kau
Kau ? - orang bilang kau - biarkan orang bilang
Orang tak tahu menara gereja menjulang
Kaki, kau pakaikan topi, engkau jalan
dengan kedua
tanganmu
Amboi! Rok birumu putih gratis melipat-lipat
Ana merah bunga aku cinta kau, dalam merahmu aku
cinta kau
Merahcintaku Ana Bunga, merahcintaku pada kau
Kau yang pada kau yang milikkau aku yang padaku
kau yang padaku
Kita?
Dalam dingin api mari kita bicara
Ana Bunga, Ana Merah Bunga, mereka bilang apa?
Sayembara :
Ana Bunga buahku
Merah Ana Bunga
Warna apa aku?
Biru warna rambut kuningmu
Merah warna dalam buah hijaumu
Engkau gadis sederhana dalam pakaian sehari-hari
Kau hewan hijau manis, aku cinta kau
Kau padakau yang milikau yang kau aku
yang milikkau
kau yang ku
Kita ?
Biarkan antara kita saja
pada api perdiangan
Ana Bunga, Ana, A-n-a, akun teteskan namamu
Namamu menetes bagai lembut lilin
Apa kau tahu Ana Bunga, apa sudah kau tahu?
Orang dapat membaca kau dari belakang
Dan kau yang paling agung dari segala
Kau yang dari belakang, yang dari depan
A-N-A
Tetes lilin mengusapusap punggungku
Ana Bunga
Oh hewan meleleh
Aku cinta yang padakau!
1999
Catatan: Terjemahan Anna Blume dikerjakan untuk panitia peringatan Kurt Schwitters, Niedersachen, Jerman.
OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri
Republikaedisi : 28 November 1999
Terjemahan bebas (Adaptasi) dari puisi Kurt Schwittters, Anne Blumme
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
Oh kau Sayangku duapuluh tujuh indera
Kucinta kau
Aku ke kau ke kau aku
Akulah kauku kaulah ku ke kau
Kita ?
Biarlah antara kita saja
Siapa kau, perempuan tak terbilang
Kau
Kau ? - orang bilang kau - biarkan orang bilang
Orang tak tahu menara gereja menjulang
Kaki, kau pakaikan topi, engkau jalan
dengan kedua
tanganmu
Amboi! Rok birumu putih gratis melipat-lipat
Ana merah bunga aku cinta kau, dalam merahmu aku
cinta kau
Merahcintaku Ana Bunga, merahcintaku pada kau
Kau yang pada kau yang milikkau aku yang padaku
kau yang padaku
Kita?
Dalam dingin api mari kita bicara
Ana Bunga, Ana Merah Bunga, mereka bilang apa?
Sayembara :
Ana Bunga buahku
Merah Ana Bunga
Warna apa aku?
Biru warna rambut kuningmu
Merah warna dalam buah hijaumu
Engkau gadis sederhana dalam pakaian sehari-hari
Kau hewan hijau manis, aku cinta kau
Kau padakau yang milikau yang kau aku
yang milikkau
kau yang ku
Kita ?
Biarkan antara kita saja
pada api perdiangan
Ana Bunga, Ana, A-n-a, akun teteskan namamu
Namamu menetes bagai lembut lilin
Apa kau tahu Ana Bunga, apa sudah kau tahu?
Orang dapat membaca kau dari belakang
Dan kau yang paling agung dari segala
Kau yang dari belakang, yang dari depan
A-N-A
Tetes lilin mengusapusap punggungku
Ana Bunga
Oh hewan meleleh
Aku cinta yang padakau!
1999
Catatan: Terjemahan Anna Blume dikerjakan untuk panitia peringatan Kurt Schwitters, Niedersachen, Jerman.
OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri
Republikaedisi : 28 November 1999
Senin, 01 Maret 2010
billingualism atau kedwibahasaan
PENGERTIAN BILINGUALISM/KEDWIBAHASAAN
A. Arti Kedwibahasaan
Istilah bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Dari istilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosialinguistik secara umum, bilinguslisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey 1962:12, Fishman 1975:73).
Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa itu. Pertama, bahasa ibunya sendiri atau bahasa pertamanya (disingkat B1), dan yang kedua adalah bahasa lain yang menjadi bahasa keduanya (disingkat B2).
Orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang yang bilingual (dalam bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan). Sedangkan kemampuan untuk menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas (dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasawanan). Selain istilah bilingualisme dengan segala jabarannya ada juga istilah multilingualisme (dalam bahasa Indonesia disebut juga keanekabahasaan) yakni keadaan digunakannya lebih dari dua bahasa oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.
A. Arti Kedwibahasaan
Istilah bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Dari istilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosialinguistik secara umum, bilinguslisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey 1962:12, Fishman 1975:73).
Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa itu. Pertama, bahasa ibunya sendiri atau bahasa pertamanya (disingkat B1), dan yang kedua adalah bahasa lain yang menjadi bahasa keduanya (disingkat B2).
Orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang yang bilingual (dalam bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan). Sedangkan kemampuan untuk menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas (dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasawanan). Selain istilah bilingualisme dengan segala jabarannya ada juga istilah multilingualisme (dalam bahasa Indonesia disebut juga keanekabahasaan) yakni keadaan digunakannya lebih dari dua bahasa oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.
novel ronggeng dukuh paruk buku 1
Ronggeng Dukuh Paruk
Bagian Pertama
Sepasang burung bangau melayang meniti angin berputar-putar tinggi di langit. Tanpa sekali pun
mengepak sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya. Suaranya melengking seperti keluhan panjang.
Air. Kedua unggas itu telah melayang beratus-ratus kilometer mencari genangan air. Telah lama mereka
merindukan amparan lumpur tempat mereka mencari mangsa; katak, ikan, udang atau serangga air
lainnya.
Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan
kerontang. Sepasang burung bangau itu takkan menemukan genangan air meski hanya selebar telapak
kaki. Sawah berubah menjadi padang kering berwarna kelabu. Segala jenis rumput, mati. Yang menjadi
bercak-bercak hijau di sana-sini adalah kerokot, sajian alam bagi berbagai jenis belalang dan jangkrik.
Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah sewaktu kemarau berjaya.
Di bagian langit lain, seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai
batu lepas dari katapel sambil menjerit sejadi-jadinya. Di belakangnya, seekor alap-alap mengejar dengan
kecepatan berlebih. Udara yang ditempuh kedua binatang ini membuat suara desau. Jerit pipit kecil itu
terdengar ketika paruh alap-alap menggigit kepalanya. Bulu-bulu halus beterbangan. Pembunuhan terjadi
di udara yang lengang, di atas Dukuh Paruk.
Bagian Pertama
Sepasang burung bangau melayang meniti angin berputar-putar tinggi di langit. Tanpa sekali pun
mengepak sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya. Suaranya melengking seperti keluhan panjang.
Air. Kedua unggas itu telah melayang beratus-ratus kilometer mencari genangan air. Telah lama mereka
merindukan amparan lumpur tempat mereka mencari mangsa; katak, ikan, udang atau serangga air
lainnya.
Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan
kerontang. Sepasang burung bangau itu takkan menemukan genangan air meski hanya selebar telapak
kaki. Sawah berubah menjadi padang kering berwarna kelabu. Segala jenis rumput, mati. Yang menjadi
bercak-bercak hijau di sana-sini adalah kerokot, sajian alam bagi berbagai jenis belalang dan jangkrik.
Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah sewaktu kemarau berjaya.
Di bagian langit lain, seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai
batu lepas dari katapel sambil menjerit sejadi-jadinya. Di belakangnya, seekor alap-alap mengejar dengan
kecepatan berlebih. Udara yang ditempuh kedua binatang ini membuat suara desau. Jerit pipit kecil itu
terdengar ketika paruh alap-alap menggigit kepalanya. Bulu-bulu halus beterbangan. Pembunuhan terjadi
di udara yang lengang, di atas Dukuh Paruk.
Minggu, 28 Februari 2010
layarkan perahu cintamu ke pulau pernikahan
Cinta itu indah...
Dzatnya (cinta) selembut pasir putih alami di pinggiran pantai
atau selembut kain sutera asli
yang benangnya di ambil dari sawang laba laba dari syurga
lau di anyam oleh bidadari bidadari jelita nan rupawan
geraknya (cinta) mengalun indah dengan sentuhan sihir
menggemakan suara gemericik air di hening shubuh
Ruhnya (cinta) bagaikan angin sepoi sepoi dingin
saat bulan purnama sempurna pada tanggal lima belas
hingga cinta masuk ke ruang hati tanpa kita sadari
tanpa mengetuk pintu, tanpa permisi dan tanpa salam
menembus lewati bilik bilik jendela hati
lalu menaburkan beribu ribu macam bunga beraroma wangi,
menyejukkan dan menghangatkan jiwa..
Begitulah pengembaraan cinta di antara anak anak manusia...
sesudah itu.....
aku tak bisa menebak dan memastikan apakah orang orang yang sedang di mabuk cinta akan bersenang senang dengan perasaan cintanya
ataukah malah menderiita lalu menjelma menjadi duka nestapa, karena mungkin orang yang di kasihinya hidup dan bersanding dengan orang lain sehingga harapannya telah terbeli oleh waktu
atau karena rasa cintanya tumbuh di semak semak belukar beracun berbau busuk dan berduri, yang durinya selalu menancap rasa sakit di dada lalu mendebur debur nista di hati
dengan kata lain: perasaan cintanya terbentur oleh pagar larangan keislaman.
Maka dari itu temanku...
tahan rasa cinta itu.. tunggulah hingga saatnya bersemi..
yaitu dalam ikatan pernikahan yang suci di halalkan
layarkan perahu cintamu ke pulau pernikahan
niscaya disana akan kau dapati bintang bintang bintang indah mempesona
lalu kau petik dengan mesra satu persatu tanpa rasa gemetar
karena tak ada lagi petir`dan guntur yang meyambar
kemudian di sana juga kau bisa menjelajahi samudera keindahan yang membentang luas
serta menyelam dalamnya lautan kasih bersama putri malu atau bersama pangeran gagah
bukankah selama ini kita merindukan sesuatu yang di rindu riindukan di dunia ini..
mereguk cinta untuk merasai kebahagiaan
ketahuilaah...karena merasakan cinta tak selamanya sebuah derita
ada saatnya cinta berbahagia
salah kalau orang beranggapan bAhwa cinta hanya sebuah derita
seperti apa yang dikatakan oleh si Pat Kai ( dalam serial film kera sakti )
ia selalu berucap; "dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir''
mari sama sama kita bantah perkataan semacam itu
dengan mengganti "deritanya akan segera berakhir"
sungguh!!! tak lama lagi derita itu akan padam,
menuju cahaya kunang kunang
yang cahayanya membias ke relung hati lalu mendamaikan
layaknya berpuasa, menahan sesuatu itu menyakitkan..
tapi ingatlah nanti ada saatnya berbuka penuh kenikmatan
dengan sup kaldu atau sayur lodeh.
sama halnya seperti pernikahan......
ada saatnya menahan nahan nafsu cinta sepanjang hari
tapi pada akhirnya ada saatnya juga
berbuka dengan penuh keterkejutan: mencicipi surga dunia
yang menjadi shodaqoh berpahala di malam Zafaf. ( ghufron Faza )
Dzatnya (cinta) selembut pasir putih alami di pinggiran pantai
atau selembut kain sutera asli
yang benangnya di ambil dari sawang laba laba dari syurga
lau di anyam oleh bidadari bidadari jelita nan rupawan
geraknya (cinta) mengalun indah dengan sentuhan sihir
menggemakan suara gemericik air di hening shubuh
Ruhnya (cinta) bagaikan angin sepoi sepoi dingin
saat bulan purnama sempurna pada tanggal lima belas
hingga cinta masuk ke ruang hati tanpa kita sadari
tanpa mengetuk pintu, tanpa permisi dan tanpa salam
menembus lewati bilik bilik jendela hati
lalu menaburkan beribu ribu macam bunga beraroma wangi,
menyejukkan dan menghangatkan jiwa..
Begitulah pengembaraan cinta di antara anak anak manusia...
sesudah itu.....
aku tak bisa menebak dan memastikan apakah orang orang yang sedang di mabuk cinta akan bersenang senang dengan perasaan cintanya
ataukah malah menderiita lalu menjelma menjadi duka nestapa, karena mungkin orang yang di kasihinya hidup dan bersanding dengan orang lain sehingga harapannya telah terbeli oleh waktu
atau karena rasa cintanya tumbuh di semak semak belukar beracun berbau busuk dan berduri, yang durinya selalu menancap rasa sakit di dada lalu mendebur debur nista di hati
dengan kata lain: perasaan cintanya terbentur oleh pagar larangan keislaman.
Maka dari itu temanku...
tahan rasa cinta itu.. tunggulah hingga saatnya bersemi..
yaitu dalam ikatan pernikahan yang suci di halalkan
layarkan perahu cintamu ke pulau pernikahan
niscaya disana akan kau dapati bintang bintang bintang indah mempesona
lalu kau petik dengan mesra satu persatu tanpa rasa gemetar
karena tak ada lagi petir`dan guntur yang meyambar
kemudian di sana juga kau bisa menjelajahi samudera keindahan yang membentang luas
serta menyelam dalamnya lautan kasih bersama putri malu atau bersama pangeran gagah
bukankah selama ini kita merindukan sesuatu yang di rindu riindukan di dunia ini..
mereguk cinta untuk merasai kebahagiaan
ketahuilaah...karena merasakan cinta tak selamanya sebuah derita
ada saatnya cinta berbahagia
salah kalau orang beranggapan bAhwa cinta hanya sebuah derita
seperti apa yang dikatakan oleh si Pat Kai ( dalam serial film kera sakti )
ia selalu berucap; "dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir''
mari sama sama kita bantah perkataan semacam itu
dengan mengganti "deritanya akan segera berakhir"
sungguh!!! tak lama lagi derita itu akan padam,
menuju cahaya kunang kunang
yang cahayanya membias ke relung hati lalu mendamaikan
layaknya berpuasa, menahan sesuatu itu menyakitkan..
tapi ingatlah nanti ada saatnya berbuka penuh kenikmatan
dengan sup kaldu atau sayur lodeh.
sama halnya seperti pernikahan......
ada saatnya menahan nahan nafsu cinta sepanjang hari
tapi pada akhirnya ada saatnya juga
berbuka dengan penuh keterkejutan: mencicipi surga dunia
yang menjadi shodaqoh berpahala di malam Zafaf. ( ghufron Faza )
cinta maha dahsyat
Kerana cinta duri menjadi mawar
Kerana cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana cinta pentungan menjadi mahkota penawar
Kerana cinta kemalangan menjadi keberuntungan
Kerana cinta rumah penjara nampak bagaikan kedai mawar
Kerana cinta timbunan debu kelihatan sebagai taman
Kerana cinta api berkobar menjadi cahaya menyenangkan
Kerana cinta Saytan berubah menjadi bidadari
Kerana cinta batu keras menjadi lembut bagaikan mentega
Kerana cinta duka menjadi riang gembira
Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana cinta singa tidak menakutkan bagaikan tikus
Kerana cinta sakit menjadi sihat
Kerana cinta amarah berubah menjadi keramah-tamahan
Kerana cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana cinta pentungan menjadi mahkota penawar
Kerana cinta kemalangan menjadi keberuntungan
Kerana cinta rumah penjara nampak bagaikan kedai mawar
Kerana cinta timbunan debu kelihatan sebagai taman
Kerana cinta api berkobar menjadi cahaya menyenangkan
Kerana cinta Saytan berubah menjadi bidadari
Kerana cinta batu keras menjadi lembut bagaikan mentega
Kerana cinta duka menjadi riang gembira
Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana cinta singa tidak menakutkan bagaikan tikus
Kerana cinta sakit menjadi sihat
Kerana cinta amarah berubah menjadi keramah-tamahan
I love my Mother
> > > I WILL ALWAYS LOVE U MOTHER...
> > > Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.
> > > OngKos upah membantu ibu:
> > > 1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
> > > 2) Menjaga adik Rp20.000
> > > 3) Membuang sampah Rp5.000
> > > 4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
> > > 5) menyiram bunga Rp15.000
> > > 6) Menyapu Halaman Rp15.000
> > > Jumlah : Rp85.000
> > > Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.
> > > 1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
> > > 2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
> > > 3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
> > > 4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu-GRATIS
> > > 5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu-GRATIS
> > > Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS
> > > Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar" .
> > > Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.
> > > OngKos upah membantu ibu:
> > > 1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
> > > 2) Menjaga adik Rp20.000
> > > 3) Membuang sampah Rp5.000
> > > 4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
> > > 5) menyiram bunga Rp15.000
> > > 6) Menyapu Halaman Rp15.000
> > > Jumlah : Rp85.000
> > > Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.
> > > 1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
> > > 2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
> > > 3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
> > > 4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu-GRATIS
> > > 5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu-GRATIS
> > > Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS
> > > Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar" .
Langganan:
Postingan (Atom)