Senin, 12 April 2010

Campur Kode

Campur Kode
Campur kode atau code-mixing terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan (linguistic convergence).
Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Campur kode ke dalam (innercode-mixing)
Campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya
2. Campur kode ke luar (outer code-mixing)
campur kode yang berasal dari bahasa asing
Latar belakang terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. sikap (attitudinal type) : latar belakang sikap penutur
2. Kebahasaan (linguistik type)
Dengan demikian campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa.
Beberapa wujud campur kode:
1. penyisipan kata,
2. menyisipan frasa,
3. penyisipan klausa,
4. penyisipan ungkapan atau idiom, dan
5. penyisipan bentuk baster (gabungan pembentukan asli dan asing).
Berikut ini adalah beberapa contoh campu kode dalam beberapa bahasa :
1. Campur Kode Bahasa Inggris ke bahasa Indonesia
• Setelah mengisi angket di atas jangan lupa tekan enter ya... ( enter disini dimaksudkan masuk dari kata entry )
• Mohon setelah selesai memakai diclose semua. ( close merupakan dari kata keluar )
• Sebelum keluar dari menu tolong disave terlebih dahulu. ( save yang dimaksud disimpan )
• Saya lunch dulu ya.... ( yang dimaksud adalah makan siang )
• Like son



2. Campur Kode Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia
• Syukron, sudah menunggu. ( syukron yang dimaksud adalah terimakasih )
• Afwan, saya terlambat. ( yang dimaksud afwan adalah maaf )

3. Campur Kode Bahasa Jepang ke Bahasa Indonesia
• Gomen, ya.... ( gomen dimaksudkan maaf )
• Ohayo, dah sarapan? ( ohayo dimaksudkan selamat pagi )

4. Campur Kode Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia
• Ayo, masuk sek! ( yang dimaksudkan masuk dulu )
• Di rak buku gak enek,,, ( dimaksudkan tidak ada )
• Sedikit dulu nanti ndak gak habis. ( dimaksud adalah sedikit saja dulu nanti tidak habis )
Dari beberapa contoh di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa campur kode digunakan karena adanya kebutuhan untuk mengungkapkan apa yang akan kita lakukan kepada lawan tutur kita. Selain itu campur kode terjadi karena perbedaan karakteristik penutur yang terikat konteks. Dan dari peristiwa campur kode yang terjadi di masyarakat, memunculkan beberapa istilah dalam penggunaan bahasa Indonesia, seperti penggunaan bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan, kearab-araban, keinggris-inggrisan dan lain-lain.

1 komentar:

  1. makasih banyak buat ulasannya tentang campur kode,, soalny skr saia lg nyusun ttg alih and campur kode...

    oy, mas,, saia mau nanya tentang penyisipan baster itu maksudny apa? terus wujud campur kode itu sumbernya dr mana y?

    makasih banyak,,,

    BalasHapus